1. Jenis jenis solder defect
Dalam PCB Assembel
process, kita mengenal jenis defective solder berdasarkan pengelompokan sbb:
a. Defect secara Mekanis : Blow
Hole, insufficient solder, icicles dan
solder ball
b. Defect secara fisik : De wetting, non wetting, solder leaching dan
intermetallic alloy
c. Defect secara kimiawi : Korosi, berubah warna, migration
d. Defect secara elektris : Un soldered, bridge solder, crack
2. Penyebab solder defect dan pemecahannya
Secara umum penyebab
defective soldering ada 4 macam yaitu : Design, base metal, material (solder
dan flux )dan process problem (Reflow dan dipping ). Kita akan membahas
satu per satu penyebab permasalahan tersebut dan pemecahannya.
a. Design problem
a.1. Pattern PCB
Dalam design layout PCB yang harus
diperhatikan adalah pattern, arah rangkaian dan susunan komponen. Arah dalam
PCb sebaiknya dibuat secara tegak lurus arah aliran solder. Arah rangkaian yang segaris dengan aliran
solder besar kemungkinan menyebabkan bridge solder.
W
= ( D – d ) /2
a.2. Diameter
through hole
Ketidak
seimbangan perbandingan antara diameter through hole dengan diameter kaki
komponen bisa menyebabkan beberapa permasalahan seperti blow hole. Jika
diameter through hole terlalu besar, maka akan banyak flux yang menempel dan
banyak solder yang masuk. Dengan waktu cooling yang panjang, akan terjadi
goyangan pada solder yang menyebabkan terjadinya blowhole. Gas penyebab blow hole
ini berasal dari reaksi solder. Semnakin
besar diameter through hole, makin memudahkan gas dari flux keluar dan makin
memudahkan terjadinya blow hole.
Kalau through hole terlalu kecil, maka solder susah
untuk memasuki through hole karena hambatan antara flux dan solder makin besar.
Diameter yang kecil juga mempersulit pengerjaan mounting ( Auto Insert machine
).
Jadi jalan terbaik adalah mendesign layout PCB
sedemikian sehingga through hole diperkecil secara seimbang. Untuk masalah
penetrasi flux dan PCB, bisa diatasi dengan pre-treatment, aktivasi flux,
temperature solder dan dipping time.
a.3. Cara Insert komponen
Susunan
chip komponen juga berpengaruh pada terjadinya blow hole dan de-wetting/non
wetting. Karena itu harus disesuaikan dengan arah aliran solder. Selain itu,
tiap komponen juga memiliki daya serap panas yang berbeda. Sehingga posisi dan
kepadatannya harus diperhatikan. Jika
komponen dengan daya serap panas yang berbeda menumpuk diarea tertentu, maka
hasil soldering sangat tidak teratur dan sulit dicari penyelesaiannya. Kadang- kadang bagus, tetapi kadang2 juga
jelek.
b. Base material problems
b.1. Impurities dalam solder
Kandungan
Aluminium dan seng yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya de-wetting dan non wetting, bridging, icicles dan dross
solder.
Kandungan Cu juga akan mempengaruhi flowing solder yang memudahkan terjadinya bridging. Untuk
lead free, kandungan Cu dibawah 0.9% sedangkan pada eutectic solder harus
dibawah 0.3%. Cu dan Pb ini larut dari coating
kaki komponen.
b.2. Gas dari lingkungan solder
Oksida
timah ( dross solder ) sebagai reaksi antara timah dengan oksigen diudara juga
mempengaruhi hasil soldering. Untuk
process reflow, gas nitrogen juga dipakai agar solder pasta tidak teroksidasi
oleh oksigen didalam udara. Selain itu, gas nitrogen bisa larut kedala larutan
solder, dan biasanya akan dilepaskan pada saat process cooling. Terlalu
banyaknya gas yang larut, akan menyebabkan terjadinya blow hole.
b.3. Aktivitas flux dan gas hasil reaksi flux
Terjadinya blow hole terutama disebabkan
oleh gas dari flux. Solvent flux adalah IPA yang diuapkan pada pre-heat. Jika
tidak diuapkan secara menyeluruh, maka akan tertinggal pada saat soldering dan
menyebabkan blow hole problem. Tetapi sumber gas yang utama juga berasal dari
solid content ( resin ) flux itu sendiri, tergantung dari jenis flux. Pada
design PCB biasanya ada tempat untuk membuang gas. Blow hole ini biasanya
terjadi pada papan PCB through hole.
Jenis flux juga menentukan suhu aktivitas flux. Jika
melting point lebih rendah dari aktivasi flux, maka wetting tidak terjadi
sempurna dan menyebabkan blow hole. Harus diperhatikan juga mengenai gas dari
flux yang bisa mampat pada bagian belakang komponen chip. Semakin besar
sudutnya, maka semakin besar kemungkinan terjadinya pemampatan gas. Untuk
mencegah hal ini, dipakailah ultrasonic ataupun wave-1 yang khusus untuk chip
komponen.
c. Prosess problem
Sebagaimana dipahami bahwa prosess soldering menyangkut
masalah solder, flux , pre-heat, dip solder dan dipping time yang tepat. Hal
ini bisa dikontrol dengan pengaturan conveyor speed, angle dan setting suhu
pada pre-heat dan solder pot. Defective pada proses dipping solder disebabkan
oleh hal2 berikut:
c.1. Supply flux dan solder yang tidak teratur
Supplu solder yang kurang menyebabkan
fillet solder joint yang tipis sehingga secara mekanis sangat lemah solder
strengthnya. Terlalu banyak supply solder meneybabkan inconsistent bentuk fillet dan memudahkan terjadinya blow hole.
Sudut kontak fillet yang baik dengan PCb adalah < 75o. sedangkan di through
hole PCB diantara 15o dan 45o.
Supply flux yang terlalu banya menyebabkan terjadinya
korosi dan blow hole. Jika supply flux kurang, menyebabkan wetting yang buruk
dan banyak sekali solder defect.
c.2. Working
Temperature
Makin
tinggi temperature akan menyebabkan makin banyaknya dross solder, leaching base
material. Juga berpengaruh terhadap ketahanan kompoenen. Pada manual solder,
temperature soldering tip yang terlalu panas, akan menyebabkan hangus
terbakarnya flux yang berujung pada terbentuknya crack, dan solder tip akan
cepat aus.
3. Defect Visual secara umum,
a. Bridge Solder
Penyebabnya adalah aktivitas flux yang kurang dan tegangan permukaan solder yang turun dan
berakibat pemisahan solder yang tidak bagus. Bridge solder juga bisa disebabkan
oleh supply solder yang kurang
Penyelesaiannya adalah mengatur conveyor speed dan
angle, supply solder yang cukup, pemilihan flux yang baik dan control
densitas flux .
b. Less solder
Penyebabnya: Kurang aktifitas flux, banyak gas yang
terjadi dari flux serta design pattern PCB. Penyelesaiannya : memilih flux ber
solid content ( resin ) yang rendah ,
memperbesar wave-1 serta mengubah sudt conveyor sehingga kontak timenya
bertambah.
c. Blow Hole
Blow hole terjadi bila kecepatan lepas gas dari flux
saat penyolderan lebih lambat dari mengerasnya solder, sehingga seperti mampat
pada solder joint.
Penyebabnya: ketidak seimbangan antara diameter through
hole dan kaki komponen dan terlalu banyak flux.
Penyelesaiannya: memperpanjang kontak time ( speed
diperlambat dsb ), memperkuat pre-heat untuk memperkuat aktivasi flux dan
mempercepat cooling.
d. Migration
Keberadaan ion halogen, uap air dan residue flux
menyebabkan terhubungnya kutub atau komponen PCB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan masukkan komentar anda: